Rabu, 16 Mei 2012

Fatamorgana Pendidikan; UN Jujur dan Bersih,
Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) untuk tingkat SMP dan SMA tahun 2012 ini terasa berbeda dengan UN tahun-tahun sebelumnya. Hal ini delakukan sebagai respon dari adanay beberapa kejadian yang memalukan, yaitu terdapat kebocoran dan kecurangan dalam pelaksanaan UN.
Perubahan-perubahan yang dimaksud tersebut yaitu:
1. Paket soal yang diterima peserta didik (tadik) berganti-ganti tidak tetap seperti tahun tahun sebelumnya. Hal ini karena dalam setiap soal disertai dengan denah paket soal, sehingga pengawas ruangan mendistribusikan paket soal sesuai dengan denah paket soal tersebut.
Setiap hari atau setiap pelajaran dapat dipastikan setiap tadik akan merima paket soal yang berbeda. Tadik tidak saling tahu paket soal dengan teman-teman sekalipun berada di sampingnya, hal ini tujuannya sangat bagus tentu agar di antara tadik tidak ada yang bekerja sama saling membagi jawaban. Perhatikan gambar berikut:














2. Perubahan yang kedua adalah adanya pakta integritas bagi para pengawas ruangan, pakta ini diantara berisi perhatikan gambar berikut:
Para pengawas setiapa harus harus mengisi pakta integritas, yang pada intinya merupakan ikrar untuk melaksanakan pengawasan dengan sebagaimana mestinya, yaitu agar tidak ada tadik yang nyontek, bekerjasama, ataupun melakukan tindakan yang tidak semestinya. Pengawas juga tidak diperbolehkan untuk membantu tadik dalam mengisi jawaban.
3. Adanya ikrar dari peseta UN untuk melaksanakan pendidikan yang bersih, Jujur, dan pendidikan anti korupsi.
Adapun redaksinya sebagai berikut:
4. Berikutnya adalah dalam Lembar jawaban komputer (LJK) terdapat pemandangan yang menarik, disana terdapat pernyataan yang harus ditulis ulang oleh tadik, yaitu: “saya mengerjakan ujian dengan jujur”
5. Bahkan panitia penyelenggara (POS UN) membuat moto “Prestasi Yes, Jujur Harus? Bahkan disediakan segel untuk menygel sampul LJK

Sebuah terobosan yang luar biasa yang dilakukan oleh kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, hal ini tentu tujuannya sangat baik dan hal ini menunjukkan momitmen yang tinggi terhadap peningkatan kualitas hasil UN khususnya dan umumnya peningkatan kualitas mutu pendidikan di Indonesia.
Dengan beberapa gebrakan ini, semoga kita berharap tujuan utama yang ingin dicapai dalam UN bisa tercapai, yaitu terlaksananya UN yang jujur dan bersih. Sehingga hasil dari UN tersebut dapat dijadikan alat evaluasi yang berkualitas dan dapat dijadikan acuan dalam pembuatan kebijakan di kemudian hari. Kita berharap semoga tidak lagi terdengar berita kebocoran UN bahkan rekayasa hasil UN. Saatnya kita semua bersikap dewasa untuk mensukseskan UN yang jujur.
Mari kita semua tengok, bagaimana fakta yang terjadi di lapangan setelah ada upaya perbaikan tersebut, apakah ada perubahan atau hanya sekedar fatamorgana saja? Fatamorgana adalah sebuah impian saja; seperti ada, padahal tidak ada; dalam KBBI disebutkan bahwa fatamorgana itu adalah hal yg bersifat khayal dan tidak mungkin dicapai.  Satu hal yang perlu kita renungkan dalam-dalam mengapa pelaksanaan UN banyak menimbulkan praktek-praktek kecurangan, siapa yang salah? Tentu hal ini berpangkal dari sistem pendidikan negara kita yang tidak berkarakter pada jati diri bangsa. Ingat kejujuran adalah salahsatu nilai karakter bangsa yang harus dimilki oleh tadik. Oleh karena itu, kejujuran dalam pendidikan adalah sebuah kemestian. Jujur, siapa takut? Semoga saja ada perubahan.