Fatamorgana Pendidikan; UN Jujur dan Bersih,
Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) untuk tingkat SMP dan
SMA tahun 2012 ini terasa berbeda dengan UN tahun-tahun sebelumnya. Hal ini
delakukan sebagai respon dari adanay beberapa kejadian yang memalukan, yaitu
terdapat kebocoran dan kecurangan dalam pelaksanaan UN.
Perubahan-perubahan yang dimaksud tersebut yaitu:
1.
Paket soal yang diterima peserta didik (tadik) berganti-ganti tidak tetap
seperti tahun tahun sebelumnya. Hal ini karena dalam setiap soal disertai
dengan denah paket soal, sehingga pengawas ruangan mendistribusikan paket soal
sesuai dengan denah paket soal tersebut.
Setiap hari atau setiap pelajaran dapat dipastikan setiap tadik
akan merima paket soal yang berbeda. Tadik tidak saling tahu paket soal dengan
teman-teman sekalipun berada di sampingnya, hal ini tujuannya sangat bagus
tentu agar di antara tadik tidak ada yang bekerja sama saling membagi jawaban.
Perhatikan gambar berikut:
2.
Perubahan yang kedua adalah adanya pakta integritas bagi para pengawas ruangan,
pakta ini diantara berisi perhatikan gambar berikut:
Para pengawas setiapa harus
harus mengisi pakta integritas, yang pada intinya merupakan ikrar untuk
melaksanakan pengawasan dengan sebagaimana mestinya, yaitu agar tidak ada tadik
yang nyontek, bekerjasama, ataupun melakukan tindakan yang tidak semestinya.
Pengawas juga tidak diperbolehkan untuk membantu tadik dalam mengisi jawaban.
3. Adanya ikrar dari peseta UN
untuk melaksanakan pendidikan yang bersih, Jujur, dan pendidikan anti korupsi.
Adapun redaksinya sebagai
berikut:
4. Berikutnya adalah dalam
Lembar jawaban komputer (LJK) terdapat pemandangan yang menarik, disana
terdapat pernyataan yang harus ditulis ulang oleh tadik, yaitu: “saya
mengerjakan ujian dengan jujur”
5. Bahkan panitia
penyelenggara (POS UN) membuat moto “Prestasi Yes, Jujur Harus? Bahkan
disediakan segel untuk menygel sampul LJK
Sebuah terobosan yang luar
biasa yang dilakukan oleh kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, hal ini tentu
tujuannya sangat baik dan hal ini menunjukkan momitmen yang tinggi terhadap
peningkatan kualitas hasil UN khususnya dan umumnya peningkatan kualitas mutu
pendidikan di Indonesia.
Dengan beberapa gebrakan ini, semoga
kita berharap tujuan utama yang ingin dicapai dalam UN bisa tercapai, yaitu terlaksananya
UN yang jujur dan bersih. Sehingga hasil dari UN tersebut dapat dijadikan alat
evaluasi yang berkualitas dan dapat dijadikan acuan dalam pembuatan kebijakan
di kemudian hari. Kita berharap semoga tidak lagi terdengar berita kebocoran UN
bahkan rekayasa hasil UN. Saatnya kita semua bersikap dewasa untuk mensukseskan
UN yang jujur.
Mari kita semua tengok,
bagaimana fakta yang terjadi di lapangan setelah ada upaya perbaikan tersebut,
apakah ada perubahan atau hanya sekedar fatamorgana saja? Fatamorgana adalah
sebuah impian saja; seperti ada, padahal tidak ada; dalam KBBI disebutkan bahwa
fatamorgana itu adalah hal yg bersifat khayal dan tidak mungkin dicapai. Satu hal yang perlu kita
renungkan dalam-dalam mengapa pelaksanaan UN banyak menimbulkan praktek-praktek
kecurangan, siapa yang salah? Tentu hal ini berpangkal dari sistem pendidikan
negara kita yang tidak berkarakter pada jati diri bangsa. Ingat kejujuran
adalah salahsatu nilai karakter bangsa yang harus dimilki oleh tadik. Oleh
karena itu, kejujuran dalam pendidikan adalah sebuah kemestian. Jujur, siapa
takut? Semoga saja ada perubahan.