Proses Belajar Mengajar di SMPN 1 Cimaung |
Namun sayang, ketika UN itu menjadi salah satu penentu kelulusan peserta didik (tadik) maka, reaksi yang sangat beragam diberikan oleh civitas pendidikan. Jadilah efek tersebut dilema, tujuan harus tercapai; tadik harus lulus 100%, tapi kemampuan belum kesampaian.
Kenyataan tidak bisa kita pungkiri bahwa kita sudah terjebak. Mengapa demikian? dampak yang timbul, akhirnya Para pelaku pendidikan berusaha sekuaat tenaga mencari cara agar anak didiknya dapat lulus 1000%. Dari mulai pemantapan, pengayaan, studi banding, bimbingan belajar, TO, dan lain-lain.
Namun yang sangat menghawatirkan di balik itu, ternyata menimbulkan sebuah ketidakPD-an para elite pendidik dan pimpinan sekolah. Sehingga menuculnya praktek-praktek yang curang. Mereka lupa bahwa tujuan utama yang mereka emban selama ini adalah untuk memanusiakan manusia, untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, yang memiliki nilai-nilai yang luhur dan yang utama adalah nilai kejujuran.
Dalam pendidikan berkarakter yang sedang diusung oleh dunia pendidikan kita, Kejujuran adalah sebuah karakter yang sangat mahal dan seharusnya dimiliki oleh tadik dan oleh penyelenggara pendidikan.
Apakahkita mau menggadaikan harta yang mahal itu dengan sesuatu yang tidak seberapa? dengan secuir ijazah? Apakah idealisme yang kita pegang selama ini mau ditukar dengan uang yang tidak seberapa?
Jika seperti itu adanya, maka sungguh kita termasuk orang yang sangat rugi, karena kita menjadi orang yang mengukir keburukan dalam perjalanan karir pendidikan mereka. mengapa? selama tiga tahun bahkan lebih kita membimbing tadik menjadi anak yang cerdas berilmu, berakhlakul kariimah, termasuk kita mendidik mereka untuk menegakkan kejujuran, namun apa yang terjadi? diakhir proses pendidikan itu kita menciderai mereka dengan kecurangan. Sungguh sebagai akhir yang buruk (su-ul khotimah). Padahal seharusnya kita memberikan akhir dan kesan yang baik (husnul khotimah) sehingga tadik terus mengenang sampai kapanpun.
Padahal kalau kita kembali ke filosofi pendidikan kita; harus kita ingat selalu, bahwa tujuan dari ujian itu adalah:
1. Untuk mengetahui siapakah peserta didik yang bersungguh-sungguh dalam belajar (liya'lama al mujtahidiina), mereka yang bersunggih-sunguh pasti berhasil. Man Jadda Wajada.
2. Untuk mengetahui siapakah tadik yang paling bersabar (liya'lama Ash shobiriina). Hanya tadik yang bersabar ketika mencari ilmu, bersbar ketika melaksanakan berbagai tugas dari guru yang akan berhasil dan lulus.
Tadik yang bersungguh-sunguh dan sabar; mereka itu yang akan berprestasi dengan segala prestisenya, sukses tanpa ekses.
Akhir kata, sampai kapankah kita mau menggadaikan idealaisme dan kejujuran demi pujian makhluk?? mari kita renungkan, FA AINA TADZHABUUNA? maka hendak pergi kemana kalian hidup di dunia ini? hendak di bawa kemana pendidikan Indonesia ini?
Huallohu a'lam.